PONTIANAK- Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak mendaftarkan Tugu Khatulistiwa sebagai cagar budaya ke United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). Keunikan peristiwa kulminasi matahari dan Tugu Khatulistiwa menjadikannya layak maju ke pentas dunia.
“Yang jelas, kita mencoba untuk menjaga aset budaya kita sehingga bisa menjadi pemicu untuk melestarikan dan mengembangkannya,” ujar Wali Kota Pontianak Sutarmidji.
Titik nol derajat atau kulminasi matahari yang ada di Pontianak merupakan salah satu keistimewaan kota ini dibandingkan negara-negara lain yang dilalui garis Khatulistiwa. Pasalnya, titik kulminasi di Pontianak tepat berada di tengah-tengah kota. Keunikan desain Tugu Khatulistiwa juga menjadi daya tarik tersendiri.
Beberapa hari lalu, warga Kota Pontianak menjadi saksi peristiwa langka berupa kulminasi matahari di kawasan Tugu Khatulistiwa. Pesona kulminasi matahari yang terjadi pada Maret dan September dalam kurun dua kali setahun itu selalu ramai pengunjung yang penasaran ingin menyaksikan fenomena alam tersebut.
Para undangan dan masyarakat bersama-sama menyaksikan detik-detik matahari berkulminasi tepat berada di nol derajat, di mana benda-benda yang ditancapkan tegak lurus dan tanpa bayangan. Kulminasi matahari hanya terjadi di beberapa negara, yakni Indonesia (Pontianak), dan lima negara Afrika, antara lain Zaire, Uganda, Somalia, Kenya, dan Gabon. Dan, untuk Amerika Latin ada empat Negara, yaitu Equador, Peru, Kolombia, dan Brasil. Pontianak menjadi satu-satunya kota di dunia yang dilintasi persis oleh garis khatulistiwa.
Peringatan titik kulminasi matahari digelar dengan berbagai acara, mulai dari pentas tari multi etnis, pembacaan puisi, hingga tundang yang dikolaborasikan dengan rap. Cuaca panas terik tak menyurutkan masyarakat untuk menyaksikan fenomena alam yang hanya terjadi dua kali setahun ini.
“Tahun depan akan kita buat lebih nyaman karena tribunnya sudah jadi. Mungkin ada makna dari segi kesehatan dengan kita berdiri di titik nol ini,” imbuhnya.
Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Propinsi Kalimantan Barat. Lokasinya berada sekira 3 km dari pusat Kota Pontianak. Tugu ini menjadi salah satu ikon wisata Kota Pontianak yang selalu ramai dikunjungi.
Tidak hanya Tugu Khatulistiwa, rencananya Masjid Jami Pontianak juga turut didaftarkan ke UNESCO. Bangunan masjid ini mempunyai ciri khas terbuat dari kayu dan usianya telah mencapai sekira 240 tahun.
Sumber : okezone.com
0 Response to "Tugu Khatulistiwa Didaftarkan ke UNESCO"
Posting Komentar