Pace Warmus masuk di Apotik trus beli kondom satu. Dengan riang dia bilang kepada pemilik toko bahwa sebentar lagi akan makan malam di dia punya pacar rumah.
“Bapak kan tahu sendiri, biasanya setelah itu kan ada kelanjutannya,” tambah pace warmus sambil senyum sendiri. Kondom pun berpindah tangan.
Baru beberapa langkah ke luar apotik, dia kembali masuk. “Saya minta satu lagi,” katanya.
“Adik pacar saya juga cantik. Agak genit pula. Saya rasa dia juga naksir saya. Siapa tahu malam ini saya mujur,” ungkapnya sambil menerima kondom kedua.
Pace warmus kembali masuk dan minta tambahan satu kondom lagi. “Begini, dia punya mama juga tak kalah seksi. Penampilannya jauh lebih muda dari usianya. Dan kalau duduk di depan saya, dia selalu menyilangkan kaki. Saya yakin dia juga tak keberatan kalau saya dekati”.
Dengan berbekal tiga kondom, pace warmus datang ke rumah pacarnya sambil tak putus bersiul.
Sajian sudah siap. Pace warmus punya pacar, adik dan ibunya sudah menunggu. Pace warmus pun langsung bergabung. Mereka menunggu pacarnya warmus punya bapak.
Dengan berbekal tiga kondom, pace warmus datang ke rumah pacarnya sambil tak putus bersiul.
Sajian sudah siap. Pace warmus punya pacar, adik dan ibunya sudah menunggu. Pace warmus pun langsung bergabung. Mereka menunggu pacarnya warmus punya bapak.
Begitu sang bapak masuk ke ruang makan, pace warmus langsung memimpin doa sambil tunduk dalam-dalam. Yang lain-lain ikut menundukkan kepala. Satu menit berlalu. Pace warmus makin khusuk berdoa. Dua menit, pace warmus terus komat-kamit, cukup panjang untuk sebuah doa sebelum makan.
Pada menit keempat, pacarnya menyenggol kakinya dan berbisik, “Saya baru tahu kamu ternyata sangat religius”.
Sambil terus menunduk, pace warmus bilang dengan suara hampir menangis, “Saya juga baru tahu kalo kau punya Bapak yang punya Apotik.
Selamat menikmati kondomnya pak warmus.... Hahahahaha
BalasHapus