1. “Sebagai Ibu rumah tangga, janganlah pernah katakan: Saya hanya mengurus suami dan anak-anak. Tidak ada pekerjaan yang lebih mulia di muka bumi ini daripada memelihara, menumbuhkan, dan membesarkan keluarga yang baik. Saya sangat bersyukur bahwa Ibunda saya, Sitti Marwiyah memimpin langsung pemeliharaan dan perawatan pertumbuhan saya dan adik-adik, sampai akhir hayat beliau. Ibu, damailah bersama Tuhan.”
2. “Seorang sahabat, Pak Candra Arif menulis pesan: Pak Mario, betul ya Orang yang sukses adalah karena dia punya banyak CARA, sedang orang yang gagal adalah karena dia punya banyak ALASAN. Cantik sekali! Saya tidak bisa menuliskannya dengan lebih baik. Siapa pun yang masih mengatakan: khan susah?, dan tidak segera bertindak setelah mendengar nasehat baik, adalah MASTER OF ALASAN.”
3. “Seorang sahabat Ibu Linna di bulan Ramadhan ini mencoba berjualan kue-kue kering dalam box, untuk menambah pendapatan keluarga agar suami tercintanya tidak harus bekerja jauh di luar kota. Di hari ke 22 ini, beliau sudah menjual hampir 1,000 set boxes, dan tadi pagi dia berujar syukur, Memang benar, jika kita bekerja ikhlas untuk kebaikan keluarga, Tuhan selalu memudahkan dan menunjukkan jalan.”
4. “Dampak dari sebuah nasehat baik bagi seseorang, sangat ditentukan oleh keikhlasannya untuk segera menggunakannya dalam tindakan yang memperbaiki kehidupan. Orang yang hidupnya tidak mudah, sering hanya mau mengerjakan yang mudah-mudah saja. Padahal, tingkat kehidupan ditentukan oleh kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan kesulitan. Inginkan yang mudah, tapi pastikan Anda mampu untuk yang sulit. “
5. “Wahai jiwa yang merindukan kelembutan, Wajahmu menggambarkan hati yang seperti telah menangis sejak hari kelahiranmu. Sini datanglah engkau mendekat kepadaku, Sebetulnya telah lama datang petunjuk bagi kebahagiaanmu, dan jika engkau berserah diri dan hidup dalam kebaikan,hatimu akan dibebaskan dari rasa khawatir dan kesedihanmu. Engkau jiwa kecintaan Tuhan. Imanmu adalah untuk membahagiakanmu.”
6. “Kebijakan filosofis dalam Leadership Golden Ways Pasukan domba yang dipimpin oleh seekor singa, akan mengintimidasi pasukan singa yang dipimpin oleh seekor domba. Kewibawaan sebuah keluarga, bisnis, atau organisasi ditentukan oleh keberanian pribadi dari pemimpinnya. Pemimpin harus mengutamakan penghormatan dan keanggunan dalam memuliakan sesama, tanpa melupakan kemampuan untuk menghukum dengan keras.”
7. “Impian berlabuh di hati yang muda. Dan orang muda yang mengisi hatinya dengan penyesalan, telah menua sebelum tua. Penyesalan hanyalah pantas untuk orang tua yang rugi menukarkan daya ledak dari kemudaannya dengan kesenangan sementara yang sia-sia, yang hari ini terbukti melemahkan hidupnya. Tidak ada orang yang menelantarkan waktu, yang tidak akan ditelantarkan oleh kehidupan. Demi masa.”
8. “Setiap jiwa diciptakan bertabiat tergesa-gesa sehingga kesabaran memang bukan sifat asli pada kebanyakan jiwa. Dan karena ketergesaannya jiwa yang belum seimbang akan berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Marilah kita menjadi jiwa yang ikhlas mengerjakan yang bisa kita kerjakan, dan menyerahkan yang berada di luar kemampuan kita kepada Tuhan, agar kita dirahmati dengan kesabaran.”
9. “Engkau jiwa yang dikhususkan oleh Tuhan, dan telah disusunkan rencana kebesaran bagi hidupmu. Apakah setan tahu bahwa engkau direncanakan menjadi orang besar di masa depanmu? Ya. Dan dia telah bersumpah tuk menggagalkanmu sebagai cucu Adam. Maka ia tiupkan rasa ragu, malas, benci kewajiban, suka menyepelekan waktu, dan lupa bahwa engkau selalu lekat dalam perhatian Tuhan. Engkau tidak aslinya peragu.”
10. “Besarkanlah hatimu dan bebaskanlah ia dari penyesalan atas kesalahan masa lalumu. Ikhlaslah menerima bahwa engkau dulu tak semengerti hari ini, dan engkau sudah bukan pribadi yang bisa melakukan kesalahan seperti itu lagi. Bukan kesalahan masa lalu yang membatalkan kebaikan masa depan, tetapi kesalahan masa kini. Syukurilah hidup yang telah dirahmatkan kepadamu, dan damailah dengan diri baikmu hari ini.”
11. “Setiap jiwa dilahirkan sebagai bayi yang membutuhkan kasih sayang, untuk tumbuh menjadi pribadi dewasa dan matang - yang masih membutuhkan kasih sayang. Tidak ada petarung sakti mandra guna yang tidak membutuhkan kelembutan dan perhatian penuh kasih. Cobalah bersikap dan berbicara penuh kasih kepada orang lain. Akan banyak hal yang tadinya Anda kira sulit, menjadi sangat mudah karena bantuan mereka.”
12. “Dan engkau sering berujar lantang agar kita semua ikhlas menyerahkan kebaikan hidup kita kepada Tuhan. Tapi mengapakah engkau meratap-rintih dalam doa dan sujudmu mengenai perlakuan buruk orang lain dan perendahan atas nilai dirimu? Rezeki Tuhan tersebar di muka bumi, lalu mengapa engkau masih berlemah hati di situ? Mana keikhlasan yang kau ajarkan kepadaku itu? KELUARLAH Itu hanya sesuai dengan nasehatmu.”
13. “WILAYAH NYAMAN adalah konsep yang aneh, karena orang merasa nyaman di wilayah yang sebetulnya tidak baik baginya. Bagaimana mungkin orang yang bersih pikiran dan bening hatinya, melatih diri untuk merasa nyaman tidak dihargai, dibebani besar tapi dibayar kecil, dicari-cari salahnya, dan disudutkan karena menjadi orang baik? Bagaimana caranya keluar dari tempat dan keadaan seperti itu? KELUAR! Ikhlaslah.”
14. “Sahabat saya yang sedang dinantikan oleh rezeki baiknya, Semua hal yang dilakukan dalam laboratorium adalah percobaan. Kehidupan ini adalah laboratorium, di mana kita melakukan percobaan - bukan untuk membuat, tetapi menemukan diri hebat kita, menemukan pekerjaan yang membesarkan kehidupan, dan menemukan jalan dunia yang indah menuju surga. Apakah yang Anda coba hari ini?”
15. “Bagi jiwa yang ikhlas menjadikan hidupnya sebagai doanya, Tuhan memenuhi kebutuhannya sebelum dia meminta, sebelum dia menginginkan, bahkan saat dia tidak tahu apa yang bisa diminta dari-Nya. Tuhan-lah yang memuliakan seorang petani miskin yang jujur, di atas seorang raja yang kejujurannya hanya setebal kulit wajah. Kesederhanaan yang jujur adalah lebih mulia daripada kebangsawanan yang tidak amanah.”
16. “Jika Tuhan berkenan untuk menyejahterakan dan membahagiakan kita, tidak ada apa dan siapa pun yang mampu mencegah-Nya. Yang kita yakini menentukan kesungguhan kerja kita. Maka, meragukan kemungkinan diri untuk berhasil, sama dengan mengerdilkan kehidupan. Anda hanya sebesar yang mungkin bagi Anda. Maka, jangan katakan tidak mungkin bagi yang ingin Anda capai. Apa pun yang Anda inginkan, mungkinkan!”
17. “Sedikit sekali hal yang lebih melukai hati pria yang penyayang, daripada perilaku seorang istri yang tidak menghormati suami. Mudah-mudahan Ibunda, istri, dan putri-putri kita tidak meresikokan hak mereka untuk berbahagia dengan mengabaikan keharusan untuk berlaku sama hormat dan penuh kasih-nya dengan pria pilihan hidup mereka. LOVE IS RESPECT, dan itu berlaku dua arah.”
18. “WANITA YANG PALING PANTAS UNTUK DIMILIKI, JUSTRU TIDAK MUNGKIN DIKUASAI. Wanita yang mandiri, cerdas, penuh kasih, memuliakan pria dan anak-anaknya, adalah wanita idaman bagi pria yang ingin menjadi pembesar kehidupan. Tetapi, wanita seperti itu terlalu kuat untuk diperlakukan sembarangan oleh siapa pun, dan tak mungkin ikhlas menerima perlakuan buruk. Wanita, Anda berhak bagi kemuliaan. Tegaslah!”
19. “Seumur hidup ini saya mengamati, ternyata banyak sekali orang yang dilemahkan jiwa dan kehidupannya oleh pelajaran salah. Untuk membangun kehidupan yang damai, sejahtera, dan berwenang. Kita harus MEMBONGKAR PELAJARAN SALAH, yang mengekang kita dari menginginkan yang terbaik, berdoa bagi yang terbaik, bekerja untuk mencapai yang terbaik, dan melembutkan hati untuk menjadi jiwa yang membahagiakan sesama.”
20. “Aku tahu hatimu sedang pedih, karena jiwa yang kau cintai dan kau baktikan hidupmu untuknya, menaruhmu di urutan akhir dalam perhatiannya. Jika ia belum mampu memuliakanmu, engkau berharap setidaknya ia mengasihimu. Engkau hidup untuknya, tetapi mengapakah engkau seolah harus mengemis bagi sedikit perhatiannya? Adikku, bersabarlah. Indahkanlah dirimu, bagi Tuhanmu, yang akan menyelamatkanmu dari pengabaian.”
21. “Karena kesahajaan hidup, sebagai pelajar SMA saya BERCITA-CITA MENJADI TUKANG LAS. Kemudian pendidikan saya memungkinkan yang lain, maka jadilah saya bankir muda di sebuah bank internasional di Jakarta. Tetapi, sebagai calon tukang las, saya dulu sama sekali tidak minder, karena saya yakin suatu ketika akan ada Mario Super Las dengan cabang di seluruh Indonesia. Bukan kecilnya awal, tetapi besarnya tujuan!”
22. “Tidak semua yang kita inginkan bisa menjadi kenyataan. Tetapi untungnya, satu saja dari semua keinginan kita itu tercapai dengan baik, akan memampukan kita mendapatkan banyak hal yang kita inginkan. Berfokuslah pada pencapaian satu keinginan, yang pencapaiannya memungkinkan kita mendapatkan semua yang kita inginkan. Fokuskan semua yang terbaik untuk mencapai yang terbaik! Focus your best on the best!”
23. “NRIMO ING PANDUM Jika sudah diberi, terimalah dengan ikhlas. Maka, PASTIKAN ANDA BERDIRI DI TEMPAT YANG PEMBERIANNYA BESAR. Apa ada orang yang bisa betul-betul ikhlas menerima pemberian kecil, saat yang lebih baik masih mungkin baginya? Baik itu tidak cukup, jika yang lebih baik masih mungkin. Upayakanlah yang lebih baik, terimalah dengan ikhlas hasilnya, untuk segera upayakan yang lebih baik lagi.”
24. “Tahun 2000 saya mulai mengirimkan buletin sederhana, 3 halaman, gratis, setiap minggu kepada 32 alamat email. Buletin itu kemudian tumbuh dengan 30,000 pelanggan gratis dalam 36 minggu, yang kemudian menjadi MTSuperClub dengan 30,000 Super Members. 20 bulan yang lalu saya memulai MT Facebook yang hari ini (Agustus 2010) melayani lebih dari 2,041,000 Super Fans di dunia. Modal utama untuk apa pun adalah diri kita, bukan uang.”
25. “Untuk sahabat saya YANG USIANYA SUDAH DI ATAS 40 TAHUN, janganlah berkecil hati. Tuntunan memulai bisnis sendiri sebelum usia 40 tahun adalah aturan umum. KITA BUKAN ORANG UMUM, terbukti kita masih sibuk bekerja untuk kesejahteraan keluarga dan terpaksa menunda memulai bisnis. Saya sudah 54 tahun, dan masih terus mencoba. Bagi yang sudah senior seperti kita ini, CARA TERBAIK UNTUK MULAI ADALAH MULAI.”
26. “Orang yang ingin MANDIRI SECARA FINANSIAL dengan cara MEMILIKI BISNIS SENDIRI, harus memulainya SEBELUM USIA 40 TAHUN. Setelah usia 40 tahun, akan semakin sulit baginya untuk memulai. Karena, pertumbuhan kewajiban bagi keluarga dan menurunnya stamina fisik dan mental, bisa melambatkan dan mengacaukan pertumbuhan bisnis yang baru dimulai, atau bahkan menggagalkannya. Mulailah, SEMUDA MUNGKIN, segera!”
27. “Manusia boleh berencana, tetapi Tuhan yang menentukan. !!! ARTINYA !!! Tuhan yang menentukan, bahwa ANDA YANG BERENCANA DAN BEKERJA untuk memantaskan diri bagi doa Anda, AKAN MENDAPATKAN YANG ANDA DOAKAN. Maka, marilah kita bersikap lebih positif, dan menjadi jiwa yang membanggakan Tuhan karena kita patuh kepada-Nya, dan bekerja untuk menjadi rahmat bagi sesama. APA PUN TEORI ANDA, SEGERALAH BEKERJA!”
28. “Orang yang sampai usia 40 tahun, MASIH BELUM JELAS DAN TEGAS mengenai kelas dan harga atas nilai dirinya bagi orang lain, karena menurutnya dia harus membuat perencanaan yang matang, sebaiknya SEGERA BERHENTI BERENCANA, BERHENTI BERTEORI, DAN MULAI HIDUP DENGAN SEPENUHNYA. Rentang usia dari 35 ke 40 tahun, seharusnya adalah masa penetapan harga yang tegas atas nilai diri kita sebagai makhluk ekonomi.”
29. “Tiga tugas utama kita sebagai kekasih Tuhan: Meminta kepada Tuhan, Memantaskan diri untuk menerima, Menerima dengan kesyukuran. Meminta lagi yang lebih besar, Memantaskan diri untuk menerima yang lebih besar, Menerima dengan kesyukuran yang lebih besar. Tiga yang pertama akan memantaskan kita bagi tiga berikutnya yang lebih besar. Meminta, Memantaskan diri, Menerima dengan kesyukuran. Iman itu indah.”
30. “Saya Takut Istri. Saya takut istri saya tidak berbahagia. Saya takut istri saya tidak tinggal di rumah yang nyaman. Saya takut istri saya khawatir tentang sekolah anak-anak. Saya takut istri saya naik kendaraan yang tidak aman. Dan yang saya paling takutkan adalah Ibu Linna khawatir mengenai kesetiaan saya kepadanya. Dengan penuh syukur saya katakan, bahwa saya takut istri.”
31. “Tangan yang menggenggam tak kan bisa menerima pemberian baru. Maka mengapakah engkau meminta pengertian baru, dengan hati yang mempertahankan pendapat lama yang terbukti tak menguatkan hidupmu? Ikhlaslah untuk meninggalkan sikap dan pendapat yang kau pelihara, tapi yang tak memeliharamu. Janganlah berlama-lama hidup dalam pendapat yang salah. Cepatlah membaikkan dirimu. Engkau jiwa kebanggaan Tuhan.”
32. “KEBIASAAN ADALAH HAL-HAL KECIL YANG DILAKUKAN SECARA TERATUR. Tetapi, setelah kebiasaan itu terbentuk, tidak ada orang yang bisa mengatakan bahwa kebiasaan adalah hal yang kecil. Keberhasilan kita ditentukan oleh KEBIASAAN BAIK yang tadinya hanya hal-hal kecil yang teratur kita lakukan, sebagaimana kegagalan juga disebabkan oleh KEBIASAAN BURUK. Berhati-hatilah dengan hal-hal kecil yang teratur Anda lakukan.”
33. “KETEPATAN DALAM KECEPATAN adalah kualitas utama seorang pemimpin. Seorang yang sejatinya pemimpin, menghasilkan keputusan tepat dalam waktu yang pendek, yang lebih baik daripada peragu yang berpikir 1000 hari karena merasa lebih aman tidak bertindak. Seperti, Michael Schumacher adalah pribadi yang wajar melaju dalam kecepatan Formula 1, yang dianggap nekat oleh pengemudi pemula. KETEGASAN DATANG DARI KEAHLIAN.”
34. “Orang disebut berani karena dia tidak mensyaratkan jaminan keamanan total sebelum dia bertindak. Orang yang aslinya peragu, mengharuskan adanya rencana yang rinci dan matang. Padahal, semua syarat keberhasilan di pasar telah berubah saat kita sibuk menyusun rencana yang rumit. Dia yang sejatinya berani, menyusun rencana sambil memulai. Keberanian adalah keikhlasan untuk TERJUN SAMBIL MEMBUAT SAYAP.”
35. “SEANDAINYA SAJA KITA LEBIH BERANI, akan banyak hal yang kita capai dalam hidup ini. Marilah kita menghindari kebiasaan menakuti-nakuti diri sendiri mengenai resiko dari tindakan baik yang kita ketahui harus kita lakukan. Orang yang tidak melakukan karena takut gagal, sudah sama gagalnya dengan orang yang melakukan dan kemudian gagal. Padahal dengan ijin Tuhan, YANG MELAKUKAN YANG BERHASIL. Ikhlaslah.”
36. “Seorang Ibu datang menghampiri dan berpesan agar saya tidak melukai hati Ibu Linna dengan berbagi hati. Saya sampaikan, saya tak mungkin melakukan itu, karena: 1. Saya sangat mengasihi Ibu Linna dan tak mampu membayangkan diri saya membuatnya sedih 2. Ibu Linna berperan lebih besar daripada yang bisa saya minta dalam kehidupan saya dan anak-anak 3. Dan saya takut Ibu Linna! Agak lebay ya?, … but this is true.”
37. “Ibu Linna datang dari keluarga yang cukup berada, sejak kecil sekolah di luar negeri, lulus MBA pada usia 22 tahun di San Francisco, dan menjabat Direktur Marketing di sebuah bisnis di Jakarta. Saat saya resign dari VP Bank, Ibu Linna juga resign agar bisa mendampingi saya bekerja mewujudkan pelayanan yang sekarang menjadi MTSC ini. Kelihatannya, REZEKI BERLAKU SETIA kepada jiwa yang setia kepada keluarganya.”
38. “Saat itu saya terlalu muda dan hidup terlalu cepat untuk cukup menabung sebelum saya resign, dan hanya tersisa uang untuk kontrak garasi itu, dan DP sebuah sedan kecil. Kami hidup sangat sederhana. Saya makan sarden hampir setiap hari, sampai badan saya licin dan berenangnya cepat sekali. Dan Ibu Linna bertahan bersama saya. Itu sebabnya kini dia menjadi PEMILIK SATU-SATUNYA dari semua yang saya capai.”
39. “Di garasi kecil itu kami hidup sangat sederhana. Tapi saya telah siapkan beberapa modal andalan, seperti: Nama dan hubungan luas yang saya bangun saat menjabat, kompetensi profesional sebagai perencana strategis dan taktis pengembangan bisnis, reputasi sebagai pelatih dan motivator. Dan satu SENJATA RAHASIA SAYA, adalah Ibu Linna. Dan saya bersaksi, bahwa SUAMI YANG MEMULIAKAN ISTRI, DOA-DOANYA MUDAH DIJAWAB.”
40. “Masih dalam rentang 35-40, pada usia 37 tahun saya mengundurkan diri dan mengembalikan semua fasilitas sebagai Vice President di Bank. Kami baru menikah, dan saya sangat berhutang kepada Ibu Linna yang ikhlas memulai hidup di sebuah garasi 2.5 X 10 meter, yang saya kontrak sebagai pengganti rumah besar seorang pejabat Bank. Dari situ kami berdua membuktikan, bahwa KEAJAIBAN BERPIHAK KEPADA JIWA YANG BERANI.”
41. “Sejak muda, saya ingin bekerja keras untuk mencapai pangkat profesional setinggi mungkin dan semuda mungkin, UNTUK SEGERA BERHENTI. MT Muda tidak bisa membayangkan dirinya menjadi pegawai seumur hidup, bukan karena uangnya, tapi karena ingin melayani publik DALAM PEKERJAAN YANG SAYA TETAPKAN SENDIRI. Meninggalkan jabatan yang baik, memang tidak mudah, tetapi jika untuk misi hidup, dengan ijin Tuhan … HARUS !”
42. “Setelah menjadi Vice President di Bank menjelang usia 34 tahun, saya memasuki tahap kedua dari Personal Rule ini yaitu Dari usia 35 - 40 tahun, saya MENETAPKAN HARGA untuk pelayanan saya yang TIDAK BISA DITAWAR. Pada saat-saat awal saya menetapkan aturan ini, hidup menjadi tak terlalu mudah, tetapi KEBAIKAN PASTI DATANG KEPADA YANG MENGHORMATI DIRI DAN NILAI PELAYANANNYA yang menguntungkan orang lain.”
43. “MT Personal Rule 35-40-45 Sejak muda saya belajar dan bekerja keras TIDAK UNTUK MENCARI UANG sampai usia 35 tahun. Saya tidak mendasarkan keputusan pribadi dan karir atas jumlah uang, tetapi atas kegunaannya bagi kekuatan jiwa, kebaikan nama, dan kompetensi profesional saya. Jika kita tidak berfokus pada uangnya, kita MENJADI LEBIH PANTAS DIBAYAR LEBIH MAHAL DAN LEBIH AWAL. Bagaimana dengan yang 40?”
44. “Hidupmu itu bukan hanya untuk bersemangat. Janganlah kegentinganmu untuk mengobarkan semangat diri, justru mengalahkan keharusanmu untuk mampu bekerja dalam semangat apa pun. Engkau justru disebut jiwa yang paling bersemangat, jika engkau tetap bekerja saat hatimu hampa semangat dan ragamu ingin tenggelam dalam kematian sesaat yang namanya tidur itu. Tindakan adalah bentuk asli semangat.”
45. “Saat engkau lantang meneriakkan tanda kesungguhan niatmu, Aku bisa! Aku pasti bisa! Pastikanlah sebelum itu hatimu berbisik, Dengan ijin Tuhan … Dan jika engkau lebih ikhlas, katakanlah sebagai sebuah doa yang anggun, Dengan ijin Tuhan, aku akan bisa … Dan setelah reda gempita sorak sorai mu, bisikkanlah dengan tulus dan penuh kasih kepada Tuhanmu, Amien … ya Tuhan. Rendah hati itu indah.”
46. “Ada orang yang berangkat bekerja untuk mencapai keberhasilan. Tapi ada yang berangkat agar tidak terlambat, tidak dimarahi, atau agar asal kelihatan ada. ANDA HANYA SEPENTING ALASAN ANDA. Semakin kuat alasan Anda, akan semakin kuat dan besar upaya dan kemungkinan Anda. Tetapkanlah alasan bagi kerja keras Anda, bagi semua beban yang Anda pikul, dan alasan bagi pencapaian semua impian Anda.”
47. “Tak mudah bagi siapa pun untuk meyakini masa depan yang baik, jika keberadaannya disepelekan dan ketulusan hatinya ditelantarkan. Wahai jiwa yang letih, yang berjalan menunduk dan nafas beratnya bertanya mengapakah hidup ini tak berlaku ramah, Sesungguhnya kesedihanmu sedang menyiapkan rongga besar di hatimu, sebagai penampung kebesaran hidupmu nanti. Bertahanlah. Menangislah setulusmu, tetapi bertahanlah.”
48. “Janganlah kau ijinkan penyesalanmu atas kesalahan dan kegagalan di masa lalumu, melemahkan semangat hidupmu hari ini. MASA LALU BUKANLAH PENENTU MASA DEPAN. Ikhlaskanlah dirimu untuk tidak mengulangi kemarahan yang merusak hubungan, keputusan yang ceroboh, dan bicara yang tidak berhati-hati. Masukilah masa depan yang baru, sebagai jiwa yang baru. Engkau jiwa baik yang berhak bagi kebahagiaan.”
49. “Keinginan Anda adalah sebuah kemungkinan yang menunggu pembuktian. Apa pun yang Anda inginkan, buktikan bahwa ia pantas untuk diinginkan. Upayakanlah pencapaiannya. Janganlah menyiksa diri dengan keinginan besar yang tidak segera diikuti dengan kesibukan yang menjadikan Anda dihargai dengan baik. Yang Anda kerjakan adalah pembangun nilai Anda, yang menjadi pewujud keinginan Anda.”
50. “Bagaimana orang bisa membantumu mengerti cara memperbaiki keadaanmu, jika engkau membenci kekayaan, menerima kemiskinan sebagai nasib, dan meyakini ketidak-adilan atas dirimu? Kemiskinan adalah keadaan sementara yang seharusnya menjadikanmu kuat, dan upaya adalah yang mengeluarkanmu dari kemiskinan dan yang menjadikanmu pribadi kaya yang menguatkan kehidupan sesama. Keikhlasanmu menentukan kebaikanmu.”
51. “Kesabaran adalah pengertian baik yang mengutuhkan doa, tindakan, dan penantianmu. Sabar itu sibuk. Engkau yang sibuk belajar dan bekerja, tak akan sempat memikirkan kesabaran. Dan Tuhan melihatmu dengan haru, karena dalam penantianmu engkau menyibukkan dirimu dalam pergaulan dan pekerjaan yang berguna. Wahai jiwa yang damai, Kesabaranmu adalah tanda keikhlasanmu dalam menerima kepastian janji Tuhan.”
52. “Hidup ini memang sementara, jika dibandingkan dengan panjangnya keindahan hidup akhirat. Tetapi, berapa lamakah kita boleh menderita dalam rasa sakit, kemiskinan, dan ketertindasan di dunia ini? Pengertian mengenai kesementaraan hidup, bukanlah ijin untuk menelantarkan kehidupan dunia. Kehidupan dunia yang memuliakan keluarga dan sesama sebagai bukti iman kepada Tuhan, adalah jalan indah menuju surga.”
53. “Ada anak muda berkata bahwa saya berbicara penuh nasehat, karena belum pernah miskin dan menderita. Lalu saya ceritakan bahwa sebagai anak muda, saya dulu miskin, minder, dan takut masa depan. Dia membantah lagi dan berkata bahwa tidak mungkin saya lebih miskin darinya. Lho, khoq jadi lomba miskin-miskinan? Berhentilah berfokus pada penderitaan, segera lakukan sesuatu untuk keluar dari penderitaan.”
54. “Hidup ini seperti main kartu. Bukan kualitas kartu yang kita pegang yang menentukan kemenangan, tetapi bagaimana kita memainkan kartu apa pun yang kita pegang. Pribadi sederhana yang jujur dan ikhlas bekerja keras melayani sesama, akan mengalahkan pewaris kerajaan yang suka mengeluh dan malas. Marilah kita berhenti mengeluhkan ketidak-pastian masa depan, dan melebihkan yang bisa kita lakukan hari ini.”
55. “Janganlah engkau meniru mereka yang menggelar pameran dan pesta glamorous untuk mengumumkan kesucian cinta mereka, hanya untuk berakhir sebagai santapan penuh suka cita bagi para pemberita aib sesama. Bukan mahalnya biaya cinta, yang melanggengkan keindahan dari kebersamaanmu berdua, tetapi kesederhanaan yang ikhlas dari hatimu untuk setia kepada janjimu. Pengkhianatan selalu melukai hati yang baik.”
56. “Tugas para malaikat dipermudah oleh orang yang hatinya ikhlas. Tugas setan dipermudah oleh orang yang santai merusak kesehatannya sendiri dengan kesenangan palsu, yang merusak hubungan baik, yang menelantarkan kasih sayang, dan yang suka menjadi parasit yang merepotkan orang lain. Marilah kita berdoa agar hati kita dimudahkan untuk menerima nasehat baik, meniru teladan baik, dan ikhlas membarukan diri.”
57. “Ketertarikan gila saat pertama cinta ditemukan, memang mudah menyatukan dua pribadi yang sangat berbeda untuk berjanji setia sepanjang hidup. Hanya saja, panjangnya hidup yang dilihat oleh mata yang mabuk cinta, bisa jadi sangat pendek. Itu sebabnya cinta saja tidak cukup. PERSAHABATAN dan LOGIKA YANG JERNIH antara dua jiwa itulah yang memanjangkan cinta mereka menjadi kebersamaan yang membahagiakan.”
58. “Wanita adalah kesatuan yang indah dari tiga peran penting dalam hidup pria-nya. Yang pertama, sebagai kekasih, Yang kedua, sebagai sahabat, dan yang ketiga, sebagai ibu. Seorang pria tidak membutuhkan wanita petengkar di dalam rumahnya. Dia ingin manja dan menyerah kepada wanita yang memelihara dan membangunnya menjadi pemimpin kehidupan yang besar. Pria bermasa-depan besar selalu manja kepada wanitanya.”
59. “Orang yang menyesal, sakit hati, atau tersiksa - tetapi segera bekerja keras setelah berdoa, lebih mudah mencapai kedamaian. daripada orang yang hanya meleleh dalam ratapan dan keluhan - tetapi tidak melakukan apa pun untuk mencegah terjadinya masalah yang sama. Ingatlah, semua penderitaan adalah pemberitahuan untuk memperkuat diri, Seperti semua kesenangan adalah pemberitahuan untuk berhati-hati.”
60. “Wanita, hanya yang masih ABG yang mencari pria yang tampan. Setelah mengerti kesulitan hidup, wanita menjadi lebih tertarik kepada pria yang penyayang, yang anggun memperlakukannya, yang berpotensi baik menjadi pemimpin dan penyejahtera keluarga. Seperti Ibu Linna, dia tidak memilih saya karena ketampanan, tetapi dia pandai melihat POTENSI :) Yang diinginkan wanita adalah yang terbaik bagi keluarga.”
61. “Jika Anda ingin mengerti keindahan dari kebebasan, menarilah seperti tidak ada yang melihat, menyanyilah seperti tidak ada yang mendengar, dan mencintailah seperti cinta itu tidak akan menyakitkan. Janganlah batasi ukuran dan kualitas hidup yang bisa Anda capai, hanya karena orang lain meragukan Anda. Karena, seandainya Anda gagal, apakah mereka akan bertanggung-jawab? Ini hidup Anda, tegaslah.”
62. “Serahkanlah semua yang berada di luar kemampuanmu kepada Tuhan, yang adalah sebaik-baiknya wakil dan penyelesai masalahmu. Tetaplah menjadi jiwa yang baik. Ingatlah, kebaikan adalah jalan kebahagiaan. Bersama dengan dilakukannya sebuah kebaikan, terbuka sebuah pintu di langit yang menuangkan nikmat kesurgaan kepada yang melakukan kebaikan. Hadiah pertama bagi yang melakukan kebaikan adalah kebaikan.”
63. “Sahabat yang hatinya baik, MUDAH-MUDAHAN ANDA TERMASUK PRIBADI YANG SIBUK. Karena, Dia yang lemah dan paling kecil, tetapi sibuk akan lebih berhasil daripada dia yang kuat dan cerdas tetapi peragu dan malas. Tugas kita bukanlah untuk berhasil. TUGAS KITA ADALAH UNTUK MENCOBA, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.”
64. “Engkau datang kepadaku sebagai jiwa yang gelisah dan berawan tangis merindukan pembebasan dari gelisahmu. Hentikanlah kebiasanmu menduga keburukan yang akan terjadi kepadamu dan jangan lagi melihat dirimu sebagai korban. Engkau pemimpin hidupmu sendiri. Pikirkanlah yang baik-baik, katakanlah yang baik-baik, lakukanlah yang baik-baik, dalam pergaulan dan pekerjaan yang baik. Engkau jiwa yang indah, damailah.”
65. “Sahabat Indonesia yang hatinya baik, katakanlah MOTIVASI ADALAH KEKUATAN yang menjadikanku memulai tanpa keinginan memulai, mendahulukan yang ingin ku tunda, menyikapi kesulitan sebagai peningkat kelas, meneruskan walaupun aku ingin berhenti, bekerja lebih kuat daripada rasa malasku, melakukan yang ku takuti, dan untuk tetap berupaya mengatasi ketidak-mungkinan, agar aku menjadi jiwa kecintaan Tuhan.”
66. “BERBICARA YANG BERNILAI ITU TIDAK MUDAH. JIKA MUDAH, SUDAH BANYAK ORANG KAYA KARENA BICARA. Asal bicara itu memang mudah, tetapi berbicara yang meningkatkan kelas diri dan kualitas kehidupan sesama, bukanlah untuk setiap orang. Bukankah Ir. Soekarno menyatukan dan membakar semangat rakyat untuk memerdekakan bangsa, dengan berbicara? Bukankah Tuhan mengajarkan yang belum kita ketahui dengan kalam?”
67. “Cinta memilihmu karena engkau berbakat tuk membangun kehidupan yang hebat. Tetapi bakat itu tak kan kau gunakan tuk melampaui keraguan dan batasan pikiranmu, jika engkau tak dibutakan dari perasaan, pikiran, dan kenyataan yang selama ini membatasimu. Cinta membebaskanmu untuk menjadi dirimu yang terbaik. Sehingga sesungguhnya, yang terpenting dalam mencintai adalah dirimu, bukan orang yang kau cintai.”
68. “Ooh … cintamu diabaikan? Engkau patah hati dan merasa dunia tak berarti lagi. Kemudian kau kasihani dirimu dengan ratapan dan air mata, kau rusak kesehatanmu sendiri, yang menjadikanmu tak menarik bagi calon kekasih baru yang lebih baik dan memuliakanmu. Apa yang membuatmu demikian yakin bahwa tak ada orang lebih baik daripada dia yang telah menyepelekan cintamu? Engkau berhak bagi yang lebih baik.”
69. “Banyak orang yang sesungguhnya HIDUP DALAM KESUNYIAN DAN NYARIS MENYERAH. Berkasih-sayanglah. Bukannya mereka belum berupaya dan mencoba banyak cara. Tetapi mereka sering dikejami oleh wajah-wajah yang dingin dan dilukai dengan kata-kata yang tajam. Lembutkanlah bicaramu. Jiwa-jiwa letih itu sedang menggembirakanmu dengan senyuman yang mengambang di atas air mata. Indahkanlah wajahmu bagi mereka.”
70. “BAIKNYA AKHLAK adalah BAIKNYA KEHIDUPAN Janganlah kau boroskan tenagamu untuk menuntut perbaikan akhlak orang lain, tetapi melupakan pengindahan akhlakmu sendiri. TIDAK ADA PERBAIKAN LINGKUNGAN YANG BISA BERDAMPAK BAIK, BAGI ORANG YANG TIDAK MEMPERBAIKI DIRI. Maka tegakkanlah akhlaqmu, agar Tuhan menggunakanmu untuk menegakkan agamamu, yang akan menjadikanmu penerima bahkan sebelum engkau meminta. Amien..”
71. “Sebagai bangsa, kita telah lama merdeka, tetapi masih banyak jiwa Indonesia yang belum merdeka dari perasaan, sikap, dan kebiasaan yang melemahkan kehidupan. Sejatinya kita merdeka, dan berhak untuk hidup damai dan sejahtera, tetapi belum mengupayakannya dalam tanggung-jawab pribadi yang ikhlas dan tegas. Jangan lagi menanti keteladanan siapa pun. KITA PEMIMPIN KEHIDUPAN KITA SENDIRI. Bergeraklah.”
72. “JIKA KITA LEBIH TEGAS DAN BERANI, kita akan memimpikan yang besar, merajinkan diri untuk menjadi pandai dan ahli, mengajukan diri untuk pekerjaan yang membesarkan kehidupan sesama. JIKA KITA LEBIH TEGAS DAN BERANI, kita akan mengambil tugas yang lebih besar, dan tidak memantaskan diri untuk dihargai kecil. KEBERANIAN ADALAH BENTUK DOA YANG MENGUNDANG CAMPUR TANGAN TUHAN. Tuhan, dampingilah kami. Amien”
73. “Sahabat saya yang hatinya baik, Marilah kita bimbing jiwa muda Indonesia untuk bersemangat tinggi mencapai kehidupan yang baik, agar mereka menjadi pembangun dan pemulia bangsa. Janganlah mereka hanya dipaksa dan dilombakan untuk hafal hal-hal yang tidak berhubungan dengan kebaikan hidup mereka di masa depan. Jika mereka rindu kebaikan, semua hal yang mereka lalui akan mereka perbaiki.”
74. “JANGAN MENUNGGU HARI PERHITUNGAN, karena hari itu SUDAH SAMPAI. Semua sikap, pikiran, dan tindakan kita SUDAH DIPERHITUNGKAN, dan sudah digunakan untuk menetapkan kualitas hidup kita. Perhatikanlah kualitas hidup kita DETIK ini. Yang malas dan hanya menunggu diberi, menjadi pribadi yang mengeluh dan marah. Yang jujur dan bekerja keras, menjadi pribadi yang damai dan tercukupi.”
75. “SIAPA BILANG BAHWA IKHLAS ITU TIDAK DIBAYAR? Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama, dan sebaik-baik pembayar adalah Tuhan. Maka jiwa yang ikhlas hidup dan bekerja bagi kebahagiaan sesamanya, akan diurus bayarannya LANGSUNG oleh Tuhan. Dan jika Tuhan membayar, Dia membayar dengan kesehatan, kedamaian, kesejahteraan, keluarga, dan derajat yang tidak bisa dibeli oleh siapa pun. Amien.”
76. “MANUSIA ITU TEMPATNYA IKHLAS DAN BENAR. Manusia yang tidak berhati-hati, akan menjadi tempat salah dan khilaf, dan itu yang membuatnya selalu menasehati diri untuk menerima kelemahan. Manusia yang menjaga keterhubungan hatinya dengan Tuhan, akan lebih mudah mengikhlaskan diri terlibat dalam pergaulan dan pekerjaan yang bermanfaat, dan dengannya dia lebih sering benar. JIKA BISA BENAR, UPAYAKAN BENAR.”
77. “BICARA ITU GAMPANG, TAPI PRAKTEKNYA SULIT adalah hukum yang membedakan antara pribadi baik yang ikhlas, dari pribadi yang sama baiknya tetapi yang belum ikhlas. Yang benar-benar ikhlas, segera bertindak dan membuktikan nilai dari nasehat baik. Yang belum ikhlas, menganalisa kesulitan dan ketidak-mampuan, lalu menyimpulkan tidak ada gunanya mencoba. JIWA YANG BESAR IKHLASNYA, BESAR REZEKINYA. Amien.”
78. “DUA KESALAHAN UTAMA YANG MELEMAHKAN REZEKI ORANG BAIK: 1. FOKUS YANG SALAH, Memfokuskan waktu dan kekuatan pada urusan yang tidak menjadikannya bermanfaat bagi sesama. 2. PRIORITAS YANG SALAH, Mendahulukan yang seharusnya diakhirkan, dan mengakhirkan yang seharusnya pertama.”
79. “Malam ini, bisikkanlah.. Aku datang menghadap Mu, Tuhanku, tuk menyerah dan mohon penyelamatan, Aku mohon Kau maafkan salah dan dosa masa laluku, yang setia mengejar tuk menggigitku dari belakang.. Penyesalan ini membadai di hatiku dan melemahkan niat hidupku. Kini aku jiwa yang lebih baik yang lebih patuh kepada Mu, Jangan Kau biarkan aku lama bersedih. Aku sangat menghamba kepada Mu.. Tuhan, sayangilah aku..”
80. “Imanmu itu bukanlah untuk mendiamkanmu dalam tidak adanya tindakan. Imanmu itu untuk menjadikan setiap helai ototmu, setiap helaan nafasmu, dan setiap tetes peluhmu, sebagai kekuatan yang memperbaiki kehidupan, agar anakmu bermain ceria di sungai bening yang aman, agar sesamamu bebas dari rasa takut dan lapar, dan agar alam ini terjaga indah bagi cucumu. Seharusnya, imanmu mengarifkan kehidupanmu.”
81. “Dalam kantuk dan lemahnya raga yang letih, jiwa ini pun mengendap dalam keheningan yang redup. Dan kesadaran pun mewujud bahwa kita tak mungkin sepenuhnya kuat dan mampu mencapai kebaikan hidup ini tanpa bantuan. Dalam saat seperti ini, lebih jelas terlihat bahwa kesetiaan kepada yang benar, adalah penjamin kedamaian dan pemasti datangnya pertolongan. Terima kasih Tuhan, atas kedamaian hati ini.”
82. “HIDUP INI TIDAK BOLEH SEDERHANA. Hidup ini harus HEBAT, KUAT, LUAS, BESAR, dan BERMANFAAT. Yang sederhana adalah SIKAPNYA. Kapan kita bisa membangun bangsa dengan peradaban yang terhormat di dunia, jika setiap warganya menerima hidup yang lemah sebagai sederhana? Setiap jiwa berhak bagi kesejaheteraan, tetapi tidak setiap jiwa ikhlas MENJUJURKAN DIRI dan BEKERJA KERAS bagi kebaikan hidupnya sendiri.”
83. “bisikkanlah dalam doamu, Tuhanku Yang Maha Pengasih, Tabahkanlah hatiku yang rapuh ini, agar aku tetap meyakini yang ku tahu sebagai yang benar, ikhlas melakukan yang ku tahu harus ku lakukan,sabar menghadapi orang-orang yang sulit, dan tegar melampaui masalah, agar aku sampai di lembah hijau pembahagiaanku. Tuhanku, Hatiku yang letih ini rindu istirahat dalam kedamaian. Sayangilah aku.”
84. “Jika engkau hanya MENEMPATKAN YANG BELUM KAU MILIKI SEBAGAI YANG KAU INGINKAN, maka pantas sulit bagimu untuk mensyukuri semua kebaikan yang telah kau miliki. Hentikanlah sejenak pengejaranmu. Gembirakanlah jiwa-jiwa dalam keluargamu, yang sesungguhnya adalah keindahan yang telah dirahmatkan kepadamu, tetapi yang LUPA KAU INGINKAN. INGINKANLAH YANG TELAH KAU MILIKI, lalu perhatikan apa yang terjadi.”
85. “Sejatinya impianmu itu indah, tetapi kau biarkan layu karena hatimu lebih takut, daripada ikhlas melakukan yang bisa kau lakukan. Ini impianmu. Engkau tak bisa mewakilkan pencapaiannya. Semua keberhasilan yang kau impikan itu, berada di balik semua hal yang kau takuti. Mulai hari ini, justru lakukanlah yang kau takuti. Engkau yang berani yang berhasil. Berani adalah ikhlas melakukan yang benar.”
86. “Sahabatku yang baik hati, Engkau harus menerima kemungkinan datangnya kekecewaan, tetapi engkau harus lebih meyakini kepastian pemenuhan harapan. Harapan adalah kekuatan yang meringankan bebanmu, dan membuka pandanganmu jauh ke masa depan. Harapan adalah jembatan yang menghubungkan antara satu doa dengan doa-doamu yang berikutnya. Dan, harapan adalah tali kehidupan yang menghubungkanmu dengan Tuhan.”
87. “KESABARAN KITA TERHADAP SETIAP ORANG TIDAK SAMA. Kita bisa mudah bersabar terhadap seseorang, tetapi amat sangat cepat marah terhadap seseorang yang lain. Mungkin kita menyimpan kekesalan dengan tingkat yang beragam terhadap jiwa-jiwa dalam hidup kita. Jika Anda cepat marah terhadap jiwa tertentu, sebaiknya Anda memeriksa kualitas hati Anda baginya, terutama jika dia adalah kekasih hidup Anda.”
88. “Dibutuhkan hati kusam dan pikiran kelam, untuk mengkelas-kelaskan sesamanya berdasarkan uang, harta, dan kekuasaan. KEINDAHAN HIDUP DIBANGUN DENGAN HATI YANG BENING DAN PIKIRAN YANG JERNIH. Dalam pandangan Tuhan, seorang kaisar yang tidak jujur - berada di bawah kelas anak muda sederhana yang berhati bening dan berpikiran jernih. Hidup ini bukan TINGGI-TINGGIAN atau KAYA-KAYAAN, tetapi BAIK-BAIKAN.”
89. “APAKAH DUA ORANG DENGAN PENGHASILAN YANG SAMA, AKAN BERBAHAGIA DENGAN KUALITAS HIDUP YANG SAMA? Tidak. Meskipun uang penting untuk membiayai kehidupan yang baik, tetapi UANG BUKAN PENENTU KUALITAS HIDUP. Kualitas hidup kita ditentukan oleh KEBAIKAN YANG MENDASARI KEPUTUSAN KITA, dalam hubungan kita dengan orang lain dan dalam respon kita terhadap keadaan dan kejadian.”
90. “Janganlah berkecil hati dan hanya mengeluh karena kecilnya gaji. GAJI ADALAH SEBAGIAN YANG SANGAT KECIL DARI KESELURUHAN REZEKI TUHAN yang disiapkan untukmu. PIKIRKAN dan TEMUKANLAH sesuatu yang bisa kau lakukan untuk membantu orang lain membersihkan, memperbaiki, memperkuat, dan melengkapi kehidupan mereka. Ingatlah, PEKERJAAN ADALAH PINTU LEMARI REZEKI. Ikhlas dan jujurlah dalam pekerjaanmu.”
91. “SEGERA SETELAH ENGKAU MENGUMUMKAN bahwa engkau akan menjadi pribadi yang sabar, akan dikirimkan kepadamu orang atau keadaan yang mengharuskanmu bersabar. SEGERA SETELAH ENGKAU BERDOA MEMINTA UANG, akan dikirimkan kepadamu orang atau keadaan yang mengharuskanmu bekerja agar engkau dibayar. Jika engkau sudah mengerti ini, apakah masih akan kau liarkan kemarahanmu, atau kau mewahkan rasa malasmu?”
92. “Adikku yang hatinya baik, Engkau tak boleh terlibat dalam pekerjaan yang tak memiliki UKURAN BESAR DI MASA DEPAN. Sebuah pekerjaan tak bisa kau sebut kecil, apabila tersedia ukuran besarnya bagimu - jika engkau setia, jujur, dan rajin mengerjakannya. Janganlah memilih pekerjaan hanya karena bayarannya lebih besar sekarang, tetapi yang akan memenjaramu dalam janji-janji lumpuh dan harapan semu.”
93. “ORANG YANG SEDANG BERADA DALAM LUBANG, HARUS BERHENTI MENGGALI. Tidak sedikit orang yang hari ini berada dalam kesulitan, justru bersikap dan berlaku yang semakin mempersulit keadaannya. Dia menelantarkan kepercayaan, melakukan yang justru dilarang, dan menyalahkan siapa pun kecuali dirinya. Dia tidak merasa salah. Dalam hati kita bertanya, Jika engkau demikian benar, mengapakah hidupmu belum baik?”
94. “PENGERTIAN ADALAH ILMUNYA KEHIDUPAN. Orang yang baik pengertiannya akan baik perilakunya, dan karenanya didamaikan dan disejahterakan hidupnya. Dia tidak menuntut penjelasan total mengenai kebaikan, sebelum dia ikhlas membaikkan hati dan pikirannya. Dia mengerti bahwa KEBAIKAN ADALAH WAJAH TERDEKAT DARI KEAJAIBAN BESAR yang tak mungkin sepenuhnya dimengertinya. Jika untuk kebaikan, ikhlaslah.”
95. “SETIAP JIWA BERHAK BAGI KEDAMAIAN DAN KESEJAHTERAAN. Tetapi tidak setiap jiwa hidup dengan cara yang memantaskan dirinya untuk menjadi damai dan sejahtera. Ada yang mengasari orang lain agar berlaku damai kepadanya. Dan ada orang malas yang mengharuskan orang lain untuk rajin menggajinya. Berlaku penuh kasih adalah JALAN KEDAMAIAN, dan menjadi pribadi yang bermanfaat adalah JALAN KESEJAHTERAAN.”
96. “Harapan adalah kekuatan yang memperpanjang usia. Kehidupan ini menghadiahkan keceriaan dan kesehatan kepada jiwa yang mengharapkan pertumbuhan pada jiwa lain yang dikasihinya, yang jerih payahnya untuk memastikan agar dia bisa melihat pertumbuhan itu esok pagi, dan setiap hari setelahnya. Ibunda dan Ayah tak putus berharap bagi kebaikan hidup kita. Tuhan, panjangkanlah usia orang tua kami. Amien.”
97.“Dan engkau bertanya kepadaku, apakah masih ada kesempatan bagimu untuk membangun hidup yang damai dan sejahtera dengan masa lalu-mu yang banyak salah? Adikku, maafkanlah dirimu. Engkau ini jiwa ranum yang sangat baik, yang dulu pernah salah, dan yang sedang belajar memuliakan diri. Jangan lukai dirimu lagi. Engkau jiwa kecintaan Tuhan. Tersenyumlah. Masa depanmu ditentukan oleh kebaikanmu hari ini.”
98. “Kehadiran Anda akan selalu dirindukan, jika Anda menggunakan nama yang baik, berbicara dengan bahasa yang indah, dan berlaku ramah kepada hati orang lain. Sebutlah nama mereka dengan nada yang penuh kebaikan, senangkanlah mereka dengan terima kasih, pujian, dan anjuran ramah yang membangun. Pastikanlah mereka meninggalkan Anda dengan hati yang lebih bergembira daripada saat mereka datang menemui Anda.”
99. “Pelajaran yang mencemerlangkan kehidupan, datang dari keikhlasan untuk bekerja menyelesaikan kekhawatiran, dan dari keberanian menghadapi rasa takut dengan semua kekuatan kita. Bukan kekhawatiran dan ketakutan yang mengerdilkan kehidupan, tetapi tidak adanya tindakan dalam rasa khawatir dan takut itu. Janganlah menunggu sampai berani, sebelum Anda bertindak. Anda beriman. Berdoalah dan bertindaklah.”
100. “Janganlah melatih suami Anda untuk melihat wanita lain lebih menarik, lebih menghormatinya dan lebih meyakini keberhasilan masa depannya. Apa pun kekurangan suami Anda, Anda tidak boleh membatalkan kemungkinannya untuk menjadi suami yang memuliakan istri, ayah yang menghebatkan anak-anak, dan pribadi yang membesarkan kehidupan sesama. Wanita adalah pemulia kehidupan. Jika untuk kebaikan, bersabarlah.”
101. “Kapankah terakhir kali Anda keluar makan dan berbicara dalam suasana pacaran dengan istri Anda? Nikmatilah keindahan dari kemudaan istri Anda sekarang dan segera, jangan menunda sampai tua dan sakit-sakitan nanti - untuk bepergian berdua dan saling bertanya apakah sudah minum obat? Jika Anda membiasakan diri mensyukuri keremajaan pernikahan Anda, Anda berdua akan selalu mesra sampai di surga.”
0 Response to "101 Kumpulan Kata-kata Bijak Mario Teguh"
Posting Komentar